BOGOR - Pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang sempat tertunda Agustus 2010 lalu, segera terealisasi. Kemarin, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan telah meletakkan batu pertama proyek Tol Bocimi di Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Bogor.
Megaproyek yang menghubungkan Bogor-Sukabumi itu akan menghabiskan anggaran Rp5,4 triliun. Sebanyak Rp725 miliar dianggarkan untuk pembebasan lahan seluas 142,2 hektare yang terdiri atas lahan pemukiman seluas 24,66 hektare, lahan persawahan 42,99 hektare dan ladang 4,55 hektare.
Tol sepanjang 54,4 kilometer itu memiliki masa konsesi 45 tahun dan dioperasikan oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) yang sahamnya dimiliki PT Bakrie Toll Road (60 persen), BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana (25 persen) dan PT Bukaka Teknik Utama (15 persen). Tol tersebut melintasi wilayah Ciawi, Caringin, Cigombong, Cibadak dan Sukabumi.
Jika tol ini beroperasi, waktu tempuh Jakarta-Sukabumi diperkirakan hanya 1,5 jam dalam kondisi normal alias tidak macet. Sedangkan Bogor-Sukabumi diperkirakan hanya butuh waktu tempuh 30 menit. Selama ini, waktu tempuh Bogor-Sukabumi paling cepat tiga jam perjalanan.
Ahmad Heryawan mengatakan, pembebasan lahan Tol Bocimi tahap pertama sudah 60 persen, dimulai dari Kecamatan Ciawi, Caringin hingga Cigombong. “Tol Bocimi akan menjadi solusi kemacetan lalulintas di jalur Bogor-Sukabumi,” ujar Heryawan saat memberikan sambutan dalam pencanangan Tol Bocimi, kemarin.
Heryawan meyakinkan masyarakat terhadap kelancaran pembangunan ruas tol tersebut. Caranya, ia meminta PT Trans Jabar Tol, Bakrie Toll Road dan PT Bukaka Teknik Utama berkomitmen menangani proyek tersebut. “Saya meminta agar semua yang terlibat mempunyai komitmen serius untuk menangani proyek tersebut,” tegas politisi PKS itu.
Chief Comercial Officer PT Trans Jabar Tol, Aswan Sunyoto menambahkan, pembangunan infrastruktur tahap pertama sepanjang Rp14,6 kilometer, dimulai dari Muarasari, Kota Bogor-Bitungsari Kecamatan Ciawi-Caringin hingga Cigombong. “Kami perkirakan, tahap pertama akan selesai 2013 mendatang dan dioperasikan Januari 2014,” singkat dia.
Setelah itu, sambungnya, akan dilanjutkan pembangunan tahap kedua dari Cigombong-Cibadak (12,65 km), Cibadak-Sukabumi Barat (13,9 km) dan Sukabumi Barat- Sukabumi Timur (13,2 km). Komisaris Utama PT Trans Jabar Tol, Hiramsyah menambahkan, pihaknya akan menggunakan metode yang lebih maju yakni konstruksi awal (land clearing) dan dilakukan secara paralel dengan pembebasan lahannya. “Jadi, prosesnya simultan, lahan yang terbebas hampir 30 persen di seksi I ini langsung dilakukan land clearing. Metode ini diharapkan tuntas pada kuartal III dan IV tahun depan, dan setelah itu, proses konstruksi langsung dimulai,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya terbuka menawarkan konsep pembebasan lahan secara massal kepada pemilik lahan dengan konsep land lord consolidation, yakni pemilik lahan secara berkelompok akan ditawarkan lokasi baru dengan konsep kawasan berintegrasi. “Ketimbang setelah jual lahan, tak tahu harus pindah ke mana, lebih baik diintegrasikan. Mereka juga bisa buat badan hukum seperti koperasi. Ini juga sesuai tata ruang. Tentu yang kelola ini adalah Bakrieland, bukan BTR,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) menegaskan, jalur Bogor- Sukabumi merupakan jalan era kolonial Belanda. Dahulunya dipergunakan untuk mengangkut hasil perkebunan dan bukan untuk jalan utama. Akses tersebut menjadi penopang perekonomian wilayah Bogor dan Sukabumi. “Memang sejarahnya ini kan bukan jalan umum, tapi lama-lama menjadi akses utama. Jadi, keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap, pembangunan Tol Bocimi menjadi solusi guna menuntaskan berbagai persoalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Bogor-Sukabumi. “Ya, mudah-mudahan menjadi solusi utama dan memajukan ekonomi kedua daerah dan Provinsi Jabar,” pungkasnya. Terpisah, Pemerintah Kota Bogor masih berusaha merayu warga Kelurahan Harjasari dan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, untuk melepas tanah mereka sebagai lahan Tol Bocimi.
Sekda Kota Bogor, Bambang Gunawan mengatakan, perundingan masih berjalan dan berharap agar warga di dua kelurahan tersebut mau melepas tanah mereka. Pasalnya, tim apraisal yang ditunjuk Departemen Pekerjaan Umum (PU) masih bekerja keras menentukan harga tanah. “Perundingan tetap berjalan karena Bocimi sangat penting bagi Kota Bogor yang diharapkan mampu mengurai kemacetan,” ujarnya.
Bambang berharap, perundingan warga dengan tim apraisal cepat selesai sehingga Bocimi dapat selesai tepat waktu. “Capek kalau terusterusan ribut. Kita inginnya cepat selesai biar enak,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Kota Bogor, Ade Syarief Hidayat memaparkan, pembayaran sebagian pemilik lahan telah dilakukan dengan cara mencicil. Dari 600 bidang tanah, sebagian sudah dibayar dan sebagian lagi sedang dalam proses pembebasan.
Namun yang lebih penting, bagaimana keseriusan pemerintah pusat dalam mempersiapkan anggaran termasuk komunikasi antara P2T dan kontraktor. “Keinginan kita sama dengan warga pemilik tanah, agar semuanya cepat selesai sehingga pembangunan tak tertunda lagi,” harapnya.
sumber : http://www.radar-bogor.co.id
1 komentar:
segera realisasikan karena dgn terselesaikanya tol BOCIMI tsb, akan menghidupkan ekonomi di wilayah tsb. banyak keuntungan nya dari keberadaab tol BOCIMI. BY RAHMAT SURYANTO. Cibadak
Posting Komentar