CIBINONG–Memasuki tahun 2012, tampaknya masyarakat Kabupaten Bogor harus sabar untuk bisa merasakan kenyamanan di kawasan Pasar Cibinong. Pasalnya, Pemkab Bogor belum menjadikan revitalisasi dan renovasi Pasar Cibinong sebagai prioritas program.
“Nanti kalau Jalan Kandangroda-Sentul sudah dibangun, baru pasar Cibinong akan direnovasi,” ujar Bupati Bogor, Rachmat Yasin, kepada Radar Bogor di penghujung 2011.
Menurut bupati, Pasar Cibinong tak bisa begitu saja dibongkar atau direnovasi. Mengingat, tak ada tempat yang bisa dijadikan relokasi sementara para pedagang. Jika Pasar Cibinong dibongkar, maka renovasi hanya akan menimbulkan masalah baru karena para pedagang tak bisa berjualan dan kehilangan pendapatan.
Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, pemda mencari solusi dengan cara membangun terlebih dahulu Jalan Kandangroda-Sentul, sehingga lalulintas yang melewati Pasar Cibinong tidak terganggu. “Pasti kami renovasi 2012 ini, setelah jalan baru selesai dibangun. Biar tidak tambah parah kemacetan,” kata dia.
Permasalahan semrawutnya Pasar Cibinong telah berlangsung cukup lama. Padahal, Kecamatan Cibinong telah menjadi ibukota Kabupaten Bogor selama tahun.
Namun, rencana pembangunan peremajaan Pasar Cibinong tak kunjung dilaksanakan hingga saat ini. Kondisi bangunan keropos dimakan usia dan lantai pasar tradisional itu becek setiap musim hujan.
Besar harapan masyarakat agar pemda segera merenovasi Pasar Cibinong. Terlebih, pasar tersebut merupakan satu-satunya pasar tradisional di sekitar Kecamatan Cibinong.
Masyarakat juga berharap Pasar Cibinong memiliki fasilitas-fasilitas pelayanan yang nyaman , bersih, indah dan aman. “Kalau bisa segera diperbaiki.
Masak warga Kabupaten Bogor kalau belanja harus ke Kota Bogor,” keluh, Mardiana (44) warga Cibinong.
Kian ironis, ketika pasar yang kondisinya semakin parah itu diapit dua pasar modern bertaraf internasional.
Sehingga, banyak kalangan menilai adanya pelanggaran terhadap peraturan presiden tentang pengaturan jarak pasar tradisional milik pemerintah atau rakyat, dengan pasar modern milik para pemodal kuat alias konglomerat.
“Lama-lama orang akan berlari ke supermarket, karena tempatnya yang bersih dan nyaman. Kasihan juga para pedagang kecil kan,” imbuh Mardiana.(ric)
“Nanti kalau Jalan Kandangroda-Sentul sudah dibangun, baru pasar Cibinong akan direnovasi,” ujar Bupati Bogor, Rachmat Yasin, kepada Radar Bogor di penghujung 2011.
Menurut bupati, Pasar Cibinong tak bisa begitu saja dibongkar atau direnovasi. Mengingat, tak ada tempat yang bisa dijadikan relokasi sementara para pedagang. Jika Pasar Cibinong dibongkar, maka renovasi hanya akan menimbulkan masalah baru karena para pedagang tak bisa berjualan dan kehilangan pendapatan.
Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, pemda mencari solusi dengan cara membangun terlebih dahulu Jalan Kandangroda-Sentul, sehingga lalulintas yang melewati Pasar Cibinong tidak terganggu. “Pasti kami renovasi 2012 ini, setelah jalan baru selesai dibangun. Biar tidak tambah parah kemacetan,” kata dia.
Permasalahan semrawutnya Pasar Cibinong telah berlangsung cukup lama. Padahal, Kecamatan Cibinong telah menjadi ibukota Kabupaten Bogor selama tahun.
Namun, rencana pembangunan peremajaan Pasar Cibinong tak kunjung dilaksanakan hingga saat ini. Kondisi bangunan keropos dimakan usia dan lantai pasar tradisional itu becek setiap musim hujan.
Besar harapan masyarakat agar pemda segera merenovasi Pasar Cibinong. Terlebih, pasar tersebut merupakan satu-satunya pasar tradisional di sekitar Kecamatan Cibinong.
Masyarakat juga berharap Pasar Cibinong memiliki fasilitas-fasilitas pelayanan yang nyaman , bersih, indah dan aman. “Kalau bisa segera diperbaiki.
Masak warga Kabupaten Bogor kalau belanja harus ke Kota Bogor,” keluh, Mardiana (44) warga Cibinong.
Kian ironis, ketika pasar yang kondisinya semakin parah itu diapit dua pasar modern bertaraf internasional.
Sehingga, banyak kalangan menilai adanya pelanggaran terhadap peraturan presiden tentang pengaturan jarak pasar tradisional milik pemerintah atau rakyat, dengan pasar modern milik para pemodal kuat alias konglomerat.
“Lama-lama orang akan berlari ke supermarket, karena tempatnya yang bersih dan nyaman. Kasihan juga para pedagang kecil kan,” imbuh Mardiana.(ric)
sumber : www.radar-bogor.co.id
0 komentar:
Posting Komentar